PILIHAN UTAMA

Wednesday, August 18, 2010

BE BROADCASTER

Masih tentang ceritaku kawan.memang sih aku orangnya banyak bercerita, gak apa-apa yaa, kan jadinya rame, daripada pada ngantuk gitu.begini lho maksudku, daripada kita diem dieman terus kan ya gak nyaman, makanya sekarang giliran sampeyan diem biar aku yang nyerocos..tapi boleh kok sesekali sampeyan menimpali , aku nggak ngelarang. daripada aku nyerocos terus.. eeeh... gak tahunya sampeyan tertidur.. lha yo gak lucu ceritane.

Masih tentang broadcaster. Dulu aku sempat ngebayangin, gimana ya mereka bekerja? terus sekolahnya apa ya..terus apa gajinya banyak ya?apa kerjanya bisa nyantai kayak orang kantoran gitu dan pertanyaan-pertanyaan lain yang pada saat itu aku masih belum bisa menjawab.bahkan sekali lagi aku bertanya ke bapak Beliau juga nggak ngerti, aku coba memaklumi wawasan bapakku.

Aku sempat terjebak pemikiran banyak orang yang mengatakan kerja broadcaster itu gampang, wong mek kari njeplak ngomong gitu. lha iya memang ada benarnya sedikiiit, men!dan banyak tidak benarnya.begini maksudku, memang broadcaster atau contoh gampangnya disebut penyiar gitu aja yaa,kerjanya ngomong atau paling nggak pake suara dia, iya kan.kelihatanya asal ngomong cas cis cus, bla bla bla...nah itu dia ternyata selain asal ngomong juga tetap ada batasanya yaitu tidak ngomong asal. utawa semua harus bermanfaat, nah bingungkan... bermanfaat buat siapa? manfaat yang bagaimana?. lha iya tho kalau sekedar ngomong ya pasti hanya menjadi sampah, bubar siaran gak berbekas, nggak nyentuh ruang kesadaran, lebih -lebih tidak akan ada perubahan. baik itu pada dirinya sendiri dan terutama buat masyarakat pendengarnya.awas.. mulai serius niih. lho, sampeyan malah ngeledek gitu?LANJUT..


Setiap broadcaster dituntut selalu siap setiap saat untuk tanggap pada perubahan.Siap berarti sudah prepare dengan bahan siaran, karena bahan siaran itu ibarat senjata untuk prajurit.setiap siaran ada topiknya, ada bahan yang siap diolah dan disajikan, ya benar mirip koki kata sampeyan.semudah itu?, jelas enggak karena mengolah pun ada seninya, ini yang menjadikan berbeda, mengolah ini bisa menjadi semacam show dan setiap penyiar pasti berbeda.itu yang dinamakan air personality.tanggap pada perubahan, jelas dong.kita dituntut segera dapat mengintepretasikan bahan -bahan yang kita pelajari.mata kita sibuk memelototi makalah,pikiran kita sibuk mencerna, mulut kita dituntut segera menyampaikan dengan manis dengan bahasa ucapan yang akrab dan mudah dicerna.lho sampeyan gak percaya..dengerin aja para penyiar itu, atau kalau masih kurang lihat aja orang siaran di studio...hehehe jangan ngambek.

Tanggap itu rumus patent. kenapa ya karena broadcaster itu selain menyampaikan informasi juga harus mendidik sekaligus menghibur.semua aktivitasnya dibatasi durasi karena yang dijual airtime.LHO kok menjual? lha iya tho,meskipun tidak dalam artian menjual seperti teman teman marketing. wong dari shownya itu kita mendapat duit dari klien pengiklan kok.makanya harus tanggap , bisa meramu kewajiban pokok tersebut menjadi sebuah show yang menarik dan tidak membosankan.cukup itu saja? jawabanya endak. para broadcaster harus ramah, pribadi yang tidak takut pada adanya perubahan dan bukan orang sombong, alias wajib selalu belajar-belajar dan belajar...tentang apapun..karena bisa dikatakan pekerjaan mudahnya adalah bermain kata-kata..jadi perlu terus menambah wawasan, jangan sampai kita dipermainkan kata-kata.

Broadcaster itu juga kerja teamwork. artinya nggak mungkin kita menjadi single fighter.makanya kita juga dituntut untuk dapat meleburkan ego kita kedalam ego team (sorry, bukan sego tem lho ya)karena sukses seorang penyiar juga merupakan sukses bagian-bagian lainya, baik itu produser, programer, teknik, marketing, scripwriter, bahkan termasuk operator telepon.gak usah dibantah, karena itu semua menjadi bagian pekerjaan dalam satu waktu.singkatnya all the best for the program.yaa...iya..aku tahu maksud bahasa tubuh sampeyan. memang aku masuk salah satu pengecualian, karena terkadang sulit untuk tidak memaksa dan mempengaruhi orang hehehhe...eh tapi itu pun juga perlu lho ya.khan kadang -kadang seorang penyiar itu juga berperan sebagai agitator.sesuai maksudku tadi diawal cerita, kalau seorang penyiar itu juga dituntut untuk dapat merubah prilaku masyarakat pendengarnya, kearah yang lebih baik lho yaa.

selain siap 24 jam alias tanggap darurat, broadcaster harus multy creative. ini penting gampange cek gak mboseni jare arek suroboyo.creative dengan tuturan katanya, paket-paket programnya,dan produk -produk lainya yang disepakati.selain itu seorang broadcaster dituntut juga mapan secara mental dan kejiwaan.lho apa hubunganya?bukankah penyiar itu nek beraksi sendirian diruang siaran ngomong dewe, senyum dewe kaya orang gila. iku yo beneeerr. makanya HANYA ORANG YANG BENAR-BENAR GILA yang dapat menjadi broadcaster. uffs..tahu nggak maksudku, itu lho orang yang memang mencintai pekerjaan itu tanpa terpaksa dan terkungkung.tapi.. maksudku mapan secara mental itu lebih berkaitan dengan tingkat stress yang tinggi. stress ini lebih banyak berkaitan dengan tanggung jawab moral kepada audience, kepada dirinya dan kepada lembaganya.hayoo..ngeri yaa...ya maklumlah wong penyiar atau lembaga penyiaran ini juga termasuk media massa.makanya tidak sedkit lembaga penyiaran yang sudah maju juga memperhatikan hal ini. calon broadcasternya di tes emosionalnya melalui consultant berpengalaman dibidangnya.

lho alllah sampeyan kok sudah menguap berkali-kali, maaf lho kalau menjebak sampeyan di cerita ini..ya sudah,wong kopinya sudah habis...kita lanjut nanti aja ya..tapi jangan bosan lho mendengar ceritaku..suwun.

No comments:


Gratis kotak @ ShoutMix
 

PILIHAN UTAMA