PILIHAN UTAMA

Wednesday, August 18, 2010

BE BROADCASTER

Masih tentang ceritaku kawan.memang sih aku orangnya banyak bercerita, gak apa-apa yaa, kan jadinya rame, daripada pada ngantuk gitu.begini lho maksudku, daripada kita diem dieman terus kan ya gak nyaman, makanya sekarang giliran sampeyan diem biar aku yang nyerocos..tapi boleh kok sesekali sampeyan menimpali , aku nggak ngelarang. daripada aku nyerocos terus.. eeeh... gak tahunya sampeyan tertidur.. lha yo gak lucu ceritane.

Masih tentang broadcaster. Dulu aku sempat ngebayangin, gimana ya mereka bekerja? terus sekolahnya apa ya..terus apa gajinya banyak ya?apa kerjanya bisa nyantai kayak orang kantoran gitu dan pertanyaan-pertanyaan lain yang pada saat itu aku masih belum bisa menjawab.bahkan sekali lagi aku bertanya ke bapak Beliau juga nggak ngerti, aku coba memaklumi wawasan bapakku.

Aku sempat terjebak pemikiran banyak orang yang mengatakan kerja broadcaster itu gampang, wong mek kari njeplak ngomong gitu. lha iya memang ada benarnya sedikiiit, men!dan banyak tidak benarnya.begini maksudku, memang broadcaster atau contoh gampangnya disebut penyiar gitu aja yaa,kerjanya ngomong atau paling nggak pake suara dia, iya kan.kelihatanya asal ngomong cas cis cus, bla bla bla...nah itu dia ternyata selain asal ngomong juga tetap ada batasanya yaitu tidak ngomong asal. utawa semua harus bermanfaat, nah bingungkan... bermanfaat buat siapa? manfaat yang bagaimana?. lha iya tho kalau sekedar ngomong ya pasti hanya menjadi sampah, bubar siaran gak berbekas, nggak nyentuh ruang kesadaran, lebih -lebih tidak akan ada perubahan. baik itu pada dirinya sendiri dan terutama buat masyarakat pendengarnya.awas.. mulai serius niih. lho, sampeyan malah ngeledek gitu?LANJUT..


Setiap broadcaster dituntut selalu siap setiap saat untuk tanggap pada perubahan.Siap berarti sudah prepare dengan bahan siaran, karena bahan siaran itu ibarat senjata untuk prajurit.setiap siaran ada topiknya, ada bahan yang siap diolah dan disajikan, ya benar mirip koki kata sampeyan.semudah itu?, jelas enggak karena mengolah pun ada seninya, ini yang menjadikan berbeda, mengolah ini bisa menjadi semacam show dan setiap penyiar pasti berbeda.itu yang dinamakan air personality.tanggap pada perubahan, jelas dong.kita dituntut segera dapat mengintepretasikan bahan -bahan yang kita pelajari.mata kita sibuk memelototi makalah,pikiran kita sibuk mencerna, mulut kita dituntut segera menyampaikan dengan manis dengan bahasa ucapan yang akrab dan mudah dicerna.lho sampeyan gak percaya..dengerin aja para penyiar itu, atau kalau masih kurang lihat aja orang siaran di studio...hehehe jangan ngambek.

Tanggap itu rumus patent. kenapa ya karena broadcaster itu selain menyampaikan informasi juga harus mendidik sekaligus menghibur.semua aktivitasnya dibatasi durasi karena yang dijual airtime.LHO kok menjual? lha iya tho,meskipun tidak dalam artian menjual seperti teman teman marketing. wong dari shownya itu kita mendapat duit dari klien pengiklan kok.makanya harus tanggap , bisa meramu kewajiban pokok tersebut menjadi sebuah show yang menarik dan tidak membosankan.cukup itu saja? jawabanya endak. para broadcaster harus ramah, pribadi yang tidak takut pada adanya perubahan dan bukan orang sombong, alias wajib selalu belajar-belajar dan belajar...tentang apapun..karena bisa dikatakan pekerjaan mudahnya adalah bermain kata-kata..jadi perlu terus menambah wawasan, jangan sampai kita dipermainkan kata-kata.

Broadcaster itu juga kerja teamwork. artinya nggak mungkin kita menjadi single fighter.makanya kita juga dituntut untuk dapat meleburkan ego kita kedalam ego team (sorry, bukan sego tem lho ya)karena sukses seorang penyiar juga merupakan sukses bagian-bagian lainya, baik itu produser, programer, teknik, marketing, scripwriter, bahkan termasuk operator telepon.gak usah dibantah, karena itu semua menjadi bagian pekerjaan dalam satu waktu.singkatnya all the best for the program.yaa...iya..aku tahu maksud bahasa tubuh sampeyan. memang aku masuk salah satu pengecualian, karena terkadang sulit untuk tidak memaksa dan mempengaruhi orang hehehhe...eh tapi itu pun juga perlu lho ya.khan kadang -kadang seorang penyiar itu juga berperan sebagai agitator.sesuai maksudku tadi diawal cerita, kalau seorang penyiar itu juga dituntut untuk dapat merubah prilaku masyarakat pendengarnya, kearah yang lebih baik lho yaa.

selain siap 24 jam alias tanggap darurat, broadcaster harus multy creative. ini penting gampange cek gak mboseni jare arek suroboyo.creative dengan tuturan katanya, paket-paket programnya,dan produk -produk lainya yang disepakati.selain itu seorang broadcaster dituntut juga mapan secara mental dan kejiwaan.lho apa hubunganya?bukankah penyiar itu nek beraksi sendirian diruang siaran ngomong dewe, senyum dewe kaya orang gila. iku yo beneeerr. makanya HANYA ORANG YANG BENAR-BENAR GILA yang dapat menjadi broadcaster. uffs..tahu nggak maksudku, itu lho orang yang memang mencintai pekerjaan itu tanpa terpaksa dan terkungkung.tapi.. maksudku mapan secara mental itu lebih berkaitan dengan tingkat stress yang tinggi. stress ini lebih banyak berkaitan dengan tanggung jawab moral kepada audience, kepada dirinya dan kepada lembaganya.hayoo..ngeri yaa...ya maklumlah wong penyiar atau lembaga penyiaran ini juga termasuk media massa.makanya tidak sedkit lembaga penyiaran yang sudah maju juga memperhatikan hal ini. calon broadcasternya di tes emosionalnya melalui consultant berpengalaman dibidangnya.

lho alllah sampeyan kok sudah menguap berkali-kali, maaf lho kalau menjebak sampeyan di cerita ini..ya sudah,wong kopinya sudah habis...kita lanjut nanti aja ya..tapi jangan bosan lho mendengar ceritaku..suwun.

Lanjut......

Monday, August 16, 2010

AKU=BROADCASTER (satu)

Menjadi broadcaster adalah pilihan kehidupan.Bukan lantaran aku tidak masuk seleksi AKABRI atau gagal tes PNS maupun gagal menjadi pemain ISL, bukan karena itu, sekali lagi bukan karena itu.Ini tidak mudah, tapi aku nggak pelit kok untuk berbagi cerita(bukan dongeng lho),
"Lho.. kok sampeyan sudah mulai menguap, ngantuk ya.., mbok yaa jangan ngantuk dulu.. ayo diminum kopinya biar gak ngantuk"

waktu masih kecil di desa dulu, setiap jam lima pagi aku hampir selalu dengerin radio, terutama radio australia siaran indonesia maupun BBC London siaran indonesia tentunya. kadang-kadang jam sembilan malam sebelum tidur, setelah belajar aku iseng mendengarkan radio Netherland siaran indonesia juga. semua lewat radio Transistor dua band dengan frequency short wave yang suaranya timbul tenggelam. Bukan nyombong, tapi sampeyan tahu nggak aku mendengarkan siaran itu karena memang suka dengan suara timbul tenggelamnya yang kadang -kadang juga ditimpali bunyi tuiiit..tuiit..tit gitu.. wes pokoknya asyik.LANJUUUT..

Nah meskipun begitu aku juga suka mendengarkan siarannya terutama siaran cerita.itu lho maksudku features, ya maklumlah masih kelas dua SD. lagian waktu saya tanya ke bapak, beliau malah nggak ngerti apa itu features. Beliau malah bilang " lho penyiare mau lhak ngomong iku siaran FICER" alaah maak, kalau itu aku tadi juga dengar.maklumlah bapaku gak lulus SD tapi aku yakin banget beliau orang pinter.

Beberapa tahun kemudian yang paling heboh yaa siaran sandiwara radio. hayoo sampeyan pernah denger nggak sandiwara radio: saur sepuh, misteri gunung merapi, api membara di bukit menoreh, atau butir - butir pasir di laut dan banyak lagi sampai aku lupa judulnya. tapi menurutku mereka yang terlibat, para broadcaster itu adalah orang -orang hebat. mereka kebanyakan tempaan sanggar pratiwi.wuiiiih pokoknya pada waktu itu aku ingin menjadi Brama kumbara, atau sembara, maupun ronggo panuntun atau lagi arya kamandanu, arya dwipangga si pendekar syair berdarah.

singkat cerita kawan, hampir setiap jam bisa dikata banyak radio yang memutar sandiwara radio.berita RRI emmm lewat, push... alias nggak di tunggu.ibu -ibu masak ditemani sandiwara radio, nyuci baju, kerja, bahkan mungkin "kelonan" juga ada yang sambil dengerin sandiwara.maaf yang ini mestinya disensor.. tapi ini jujur pengalaman pribadi tetanggaku. yaa waktu itu aku masih SD tapi kebetulan aja denger saat mereka cerita sesama ibu-ibu. ehhh.. bapak-bapak juga doyan lho dengerin sandiwara radio.pokoknya mereka semua gak peduli besar kecil tua muda, yang nganggur yang kerja dihipnotis sandiwara radio. bahkan bukan hal yang tabu lho dalam setiap kumpulan orang-orang itu selalu saling bercerita tentang episode-episode sandiwara radio, malah gak jarang gegeran dewe..lha iyoo wong sama -sama dengerin kok hasilnya gak sama..

Ealah ...ternyata aku tahu itu yang dinamakan persepsi.setiap komunikan selalu mempersepsi informasi yang diterima berdasarkan pengalaman, latar belakang...eeeeh kok kayak di buku teori komunikasi yaa.Ehhhmm, sampeyan kayaknya bosen dengan ceritaku yaa. Iya sudah wes..diminum aja dulu kopinya..halah kok nguap lagi...Yo wis di lanjut sesuk aja ceritanya yaa..

Lanjut......

Saturday, August 25, 2007

fabel:TENTANG KATAK DITEPI KOLAM YANG HAMPIR KERING

buat anak-anak himm.....
Pertengahan tahun, saat musim kemarau mulai tiba. kondisi yang menuntut untuk benar-benar terjadi perubahan. karena sebenarnya keadaan di sekitar kita telah mulai menampakan perubahan; kolam memang masih penuh air waktu itu. namun sekarang jelas berbeda dengan keadaan kolam tiga bulan lalu. belum lagi munculnya rivalitas sesama penghuni kolam untuk bisa bersaing dan bertahan serta menikmati segarnya air kolam atau kondisi yang lebih keras yaitu dengan keadaan di luar kolam.


Hampir semua masyarakat kolam ini mulai berbicara tentang perubahan, perubahan menurut esensi dan kepentingan masing-masing malahan. bukannya perubahan yang menyangkut keseluruhan hidup masyarakat kolam ini, bagaimana seluruh lapisan masyarakat bisa bertahan hidup dengan lestari di musim kemarau yang tentu saja pasti menyebabkan dasar kolam nampak seperti tanah lapang. atau mulai menyikapi bagaimana semestinya mempertahankan air kolam ini agar tidak cepat menguap di saat kemarau tiba, sehingga menjelang musim penghujan air masih bertahan di kolam. sayangnya sampai kondisi air kolam ini hanya tinggal untuk sebulan kedepanpun belum ada yang berpikir bagaimana seharusnya, apa perlu dasar kolam di lapisi beton untuk mengurangi resapan air, atau mungkin mengaliri kolam dengan air melalui pipa, atau lebih gila lagi dengan mengusulkan agar kolam ini di tutup semacam fiber untuk mengurangi penguapan.

Belum ada ide-ide senakal itu, yang ada hanya berebut dan membentuk eksklusivisme yang sempit. Tidak menyalahkan masyarakat kolam ini, bila semuanya terkesan pasrah pada kondisi yang ada atau cenderung berpikir semua pasti berubah tergantung siklus yang berputar. lebih ekstrim, malah bersifat apatis terhadap semua isu tentang perubahan atau sebagian malah berpikir mulai terpinggirkan arus perubahan.

Intinya semua harus ambil bagian dalam alih strategi atau alih posisi sekalipun, harus ada yang rela menjadi "agen of change". Paling tidak harus ada panutan yang akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Dan panutan itu tiada lain adalah diri kita masing-masing. Kolam yang telah tersekat-sekat, nyamuk-nyamuk petualang hanya berdengung di balik rerimbunan pohon, tidak pernah berani benar-benar menggigit, masyarakat kepiting hanya menyeringai dengan capitnya yang mungkin sudah tidak tajam lagi atau masyarakat belalang yang hanya berani mengintip dari balik rumput, juga masyarakat ikan sepat yang hanya berlenggak lenggok memuja keindahan tubuhnya. meskipun sebenarnya semua sadar telah kehilangan, ketika di kolam ini sudah tidak bisa lagi untuk sekedar bercengkerama dan bertukar pikiran dengan mujair atau lele, mereka semua telah tergusur oleh sebuah perubahan yang di sengaja dan di gantikan ikan-ikan kecil yang tak pernah besar="gathul".

Harus ada yang berani merubahnya kembali, menjaga air kolam agar tetap jernih dan tidak cepat mengering, atau mulai menabur benih lele atau nila merah atau bahkan koi agar kewibawaan kolam ini kembali di perhitungkan komunitas kolam lain. karena sebetulnya di sini bukanlah sebuah kolam pancing yang sengaja di tabur ikan yang sudah gemuk dan kenyang sehingga para pemancing harus merogoh sedemikian banyak koceknya untuk membayar waktu yang telah di habiskan duduk di tepi kolam dan pulang tanpa membawa apa-apa. Dikolam ini semua belajar berenang, belajar bernyanyi, belajar menulis dan belajar menari, belajar melihat dan belajar berbicara sesuai keadaan yang di lihatnya. Tragisnya, kolam kita sudah hampir kering dan tidak segar lagi, model kolam kita juga butuh pembaharuan(bukan berarti para penghuni kolam sekarang mulai sok-sokan dan "kemenyek"), perlu sarana dan prasarana yang memadai atau sangat di perlukan para pengelola kolam yang memiliki kebijaksanaan dan pengetahuan tentang pola memelihara dan mengembangkan kolam. bukanya golongan tukang pancing yang kemudian mengelola kolam karena sekali lagi kolam ini sangat spesifik dan bukan kolam pancing.

Butuh strategi pintar untuk menjaring masyarakat baru, bukan hanya mengandalkan luapan banjir yang membawa ikan-ikan kecil baru, kita tidak layak menunggu karena kita bisa berbuat sesuatu, untuk menghasilkan sesuatu yang besar ada kalanya di mulai dari sesuatu yang ekstrim yaitu memperbaiki sistem kolam atau segera mengalirkan air yang membawa lumut dan plankton-plankton baru sebagai nutrisi. Masyarakat kolam selalu ingin berubah.***




Lanjut......

Bayangan di Balik Pakeliran

Refleksi: Theater jawa klasik ini sekarang hanya menjadi bahan pelarian, ketika muncul sebuah peristiwa, lantas dihubungkan dengan dunia wayang: siapa dalangnya, atau ketika kita sedang dalam posisi terjepit dengan mudah kita mengatakan: “semua ada yang mengaturnya, kita tinggal menjalaninya, ketika dibutuhkan kita akan dicari dan sebaliknya ketika tidak dibutuhkan kita bakal di lempar kekothak paling bawah, yaa,… seperti wayang itu”. Kalau sudah demikian mengapa tidak berupaya untuk menjadi orang yang selalu di butuhkan lingkungan sekitar kita .

Wayang kayon di gelar tanpa penonton
Dalam iringan nada yang monoton
Aku beranjak, mengikuti lakon
Aku ksatria!!!
Di dadaku ada rahwana
Yang bermata kuyu karena cinta
Degup takutku, kuni
Otakku guru, sarafku durna, darahku kuru
Birahiku janaka, sombongku duryudana
Aku ksatria!!!
Sederet kisah dan lakon dalam peti hatiku
(lly:2000)

Kesenian wayang pada awalnya merupakan konsep kesenian masyarakat feodal yang berkembang di lingkungan keluarga keraton, meskipun saat ini juga menjadi tontonan rakyat jelata, dan pernah menjadi sebuah kesenian yang mampu menyedot animo masyarakat karena kesenian ini kaya akan cerita falsafah hidup, bahkan sebagian masyarakat jawa beranggapan wayang merupakan gambaran komplit dalam kehidupan sehari hari.
Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan model-model hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit sebagai refleksi kehidupan sehari-hari. Pada hakekatnya seni pewayangan mengandung konsepsi yang dapat dipakai sebagai pedoman sikap dan perbuatan dari kelompok sosial tetentu.
Kesepahaman ini tersusun menjadi nilai-nilai budaya yang tersirat dan tergambar dalam alur ceritanya, baik dalam sikap pandangan terhadap hakekat hidup, asal dan tujuan hidup, hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan lingkungannya serta hubungan manusia dengan manusia lain.
Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang, bagi orang jawa merupakan simbolisme pandangan-pandangan hidupnya dalam setiap ruang gerak kehidupan di dunia yang tertuang dalam dialog disepanjang alur cerita yang ditampilkan. Tidak mengherankan kalau sampai sekarang masih banyak masyarakat jawa begitu tergetar hati nya ketika menyaksikan pagelaran wayang dan berharap akan selalu bisa uri-uri atau melestarikan seni budaya adi luhung masyarakat jawa.
Dalam pagelaran wayang juga terdapat dua fase yang memisahkan cerita wayang, yakni kisah cerita ramayana dan mahabarata yang berasal dari India. Tapi dari cerita-cerita tersebut meskipun berbeda tokoh dan tempat kejadian ternyata masih memiliki kesamaan falsafah hidup yang di sampaikan Ki dalang kepada para penontonnya. Kisah Ramayana menampilkan cerita perjalanan Sri Rama yang sedang berburu diiringi istrinya yang cantik dewi Sinta bersama adiknya Lesmana, tetapi karena keangkaramurkaan Rahwana, dewi Sinta di culik ketika Sri Rama sedang memburu kijang kencana jelmaan. Kisah peperangan antara Sri Rama dan Prabu Rahwana juga menampilkan banyak intrik yang menarik dan mengajarkan kepada para penonton tentang sebuah arti kesetiaan. Cerita wayang selalu di penuhi kisah-kisah tauladan tuntunan hidup oleh para ksatria yang memerangi kejahatan, dimana akhirnya kebaikan budi selalu mengalahkan kejahatan.
Begitu pun dengan kisah Mahabarata, merupakan kisah perseteruan keluarga Kuru, yaitu anak-anak Prabu Dhestarata yang berjumlah seratus dan berbentuk setengah raksasa atau disebut Kurawa berebut kekuasaan dengan Pandawa Lima keturunan Prabu Pandu Dewanata yang juga adik dari Prabu Destarata yang buta. Perseteruan dua keturunan ini berakhir dengan perang Bharatayuda di padang Kuru Setra. Lagi-lagi intrik keluarga raja juga ditampilkan dalam kisah ini, tetapi sekali lagi kisah ini juga berakhir dengan kemenangan para pejuang kebaikan, tiada lain adalah keluarga Pandawa.
Menariknya lagi, ternyata meskipun kejahatan tersebut juga timbul dari ulah para dewa sekalipun pada akhirnya masih ada satu kekuatan tertingi yang akan mengalahkannya. Kekuatan tertinggi dalam jagad pakeliran tersebut adalah Sang Hyang Wekas atau Sang Hyang Wenang, meskipun tidak digambarkan dalam bentuk nyata sebagaimana tokoh wayang yang lainnya. Ini juga menjadi semacam bukti bahwa seni wayang juga mengakui adanya sebuah kekuatan yang menjaga kebenaran dengan hakiki.***

Cukup beralasan jika kesenian wayang dikatakan sebagai jenis kesenian yang kompleks terdiri dari gabungan berbagai macam aliran seni, mulai seni tatah sungging (seni rupa), seni musik (karena tentunya dalam pagelaran wayang juga di iringi musik gamelan: alat musik jawa yang menghasilkan bunyi pentatonik seperti halnya, bonang, kendang, slendro, rebab dan alat musik lainnya sehingga menghasilkan kesatuan bunyi seperti yang di harapkan dalam setiap pementasan. Sementara itu seorang dalang juga tampil menjadi seorang wiraswara sekaligus menjadi pusat pertunjukan yang menuturkan lakon cerita (antawacana) dalam lakon yang dimainkan. Tentunya juga di iringi para niaga (penabuh gamelan) dan beberapa pesinden ( yang membawakan langgam-langgam jawa pengiring pagelaran wayang). Sementara itu seorang dalang adalah seniman komplet karena selain menjadi konduktor dari para penabuh gamelan seorang dalang juga sekaligus sutradara dan juga pemain utama dan merupakan tokoh yang menggerakkan wayangnya, juga mendialogkan masing-masing tokoh wayang, melawak, bahkan melantunkan ajaran kerohanian. Seringkali cerita wayang berisi ajaran kerohanian ataupun pertunjukkannya berkaitan dengan suatu upacara keagamaan, maka seorang dalang dianggap memiliki kemampuan kesucian bathin yang tinggi. Bahkan sebelum menjadi dalang, seseorang harus belajar dalam berbagai tahapan yang njelimet untuk berlatih olah spiritual. Dalang merupakan jembatan komunikasi antara alam nyata dan alam maya. Seorang dalang juga menjadi komunikator, spiritualis, atau juga orang yang dianggap memiliki kebijakan dan kemampuan supra lainnya dan tentu saja yang terpenting seorang dalang adalah seniman yang komplet dan serba bisa.

Masa kejayaan wayang telah pudar, tidak banyak lagi generasi yang antusias untuk menyimak pertunjukan wayang kulit, apalagi bila digelar sepanjang malam. Bahkan untuk sekedar mengetahui tokoh-tokoh wayang pun generasi sekarang seakan kesulitan untuk menyebutnya. Apalagi dengan semakin banyaknya tontonan modern yang dapat di dapat dengan murah pagelaran wayang kulit seakan tak menarik lagi. Di masa kejayaanya, wayang kulit kerap di tampilkan dalam acara hajatan pernikahan ataupun acara-acara sakral lainnya, namun sekarang sangat jarang terdengar lakon ruwat murwokolo di pentaskan dalam acara ruwatan yang tentunya masih menjadi kepercayaan sebagian orang jawa, begitu juga dengan pementasan lakon Antarejo rabi atau sayembara dewi mahendra diacara pernikahan.



Lanjut......

Monday, May 28, 2007

CHIEVO DEGRADASI

Dari arena seri A italia penentuan nasib tim yang melengkapi ke zona degradasi benar-benar di tentukan partai Catania versus Chievo. Pertandiangan yang di gelar di tempat netral ini berkesudahan 2-0 untuk kemenangan catania. Dua gol kemenangan catania di ciptakan rosini di menit 66 dan gol dari minelli dimenit 80.
-----------------------------------


Tentu saja dari kekalahan tadi malam Chievo harus rela terhempas ke seri B musim depan menemani Ascoli dan Mesina yang sudah terlebih dulu terlempar kejurang degradasi musim depan. Sedangkan catania sendiri finis di urutan 13 dengan 41 angka. Di bawahnya ada Reggina dengan 40 angka setelah tadi malam di pertandingan terakhirnya Reginna mendapat tiga angka pasca mengalahkan Milan dengan skor 2-0. Begitu juga dengan Siena, Cagliari dan Torino akhirnya finis dengan 40 angka.

Parma yang sebelumnya sempat tertatih tatih untuk menghindar zona degradasi justru bernasib lebih baik, dengan total 42 poin pasukan Claudio Ranieri finis di urutan 12 klasemeen akhir seri A italia musim kompetisi 2007*





Lanjut......

SEVILLA RAMAIKAN BURSA JUARA

Pekan 36 Spanis Primera Liga, Sevilla kembali meramaikan bursa kandidat juara liga Spanyol. Dini hari tadi (28 Mei 2007) Sevilla mengikuti jalur kemenangan yang sudah di raih Real madrid dan Barcelona kemarin. Saat ini pasukan Juande Ramos ini masih tetap berada di peringkat ketiga klasemen dengan mengumpulkan 70 angka atau hanya selisih dua angka dengan Real Madrid dan Barcelona di peringkat satu dan dua. Sementara itu persaingan di laliga Spanyol tinggal menyisakan dua pertandingan lagi.


Berlaga di Ramon Sanches Pizjuan, tuan rumah Sevilla yang berambisi dapat meraih tiga poin, langsung menggempur lini pertahanan Real Zaragosa. Gemuruh sorak Sevilista, pendukung Sevilla pun pecah di menit 27 ketika sebuah gol dari Luis Fabiano merobek gawang Real Zaragaosa. Dengan sempurna Sevilla mengakhiri babak pertamanya dengan dominasi serangan.

Sementara itu di babak kedua, tepatnya di menit 54 sebuah kesempatan Sevilla untuk segera menyudahi perlawanan Real Zaragosa yang selalu merepotkannya harus terbuang sia-sia. Berawal dari penetrasi Luis Fabiano yang dijatuhkan bek Zaragosa di kotak penalti, wasitpun mengganjarnya dengan hukuman tendangan penalti. Sayang sekali eksekusi Frederick Kanoute masih melambung di atas mistar gawang Zaragosa.

Dimenit 74 Sevilista yang memadati Ramon Sanches Pizjuan harus menahan napas ketika sebuah tendangan sudut Andres d'alesandro justru langsung berbelok kegawang Sevilla yang di jaga Andres Palop. Meskipun sebelumnya bola sempat menyentuh kepala rekannya. Nampaknya Palop tidak menyangka bola justru semakin tajam menukik kegawangny. Kedudukan mejadi satu-satu.

Perjuangan tanpa henti Sevilla juga kembali membuahkan hasil tepatnya di menit 74, diawali sebuah pergerakan alexander kherzakov yang terlepas dari perangkap offside, penyerang rusia ini langsung mengarahkan bola kesudut kanan gawang Cesar Sanches. Di akhir pertandingan perjuangan Real Zaragosa semakin sulit ketika Carlos Diogo terusir dari area pertandingan setelah menerima kartu kuning kedua. Di saat injury time, Frederick Kanoute seakan menebus kesalahannya. Penyerang Mali ini menutup kemenangan Sevilla setelah memaksimalkan umpan lambung dari Kerzakov. Pertandingan ini berakhir dengan skor 3-1. Saat ini Real Zaragosa masih tetap berada di peringkat kelima dengan 58 angka dan berhak ke arena Uefa musim depan*



Lanjut......

Tuesday, May 22, 2007

Manusia dan Lingkungan Stren Kali

Begitu penting arti lingkungan hidup bagi manusia di manapun. meskipun kenyataannya masalah lingkungan sering kali di abaikan.bahkan kenyataan yang terjadi justru selalu terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap lingkungan. Meskipun dari awalnya Tuhan menciptakan alam dan segala isinya memang untuk kehidupan manusia dan segala mahkluk ciptanNya, namun seiring sejalan dengan tuntutan persaingan, manusia yang keluar sebagai mahkluk pemenang justru seakan-akan memanfaatkan kesempatan itu untuk mengeruk sebesar-besarnya segala manfaat dari alam dan lingkungan sekitarnya.


Kesadaran inilah yang nampaknya telah menginspirasi hampir setiap negara di dunia untuk membentuk kementrian yang khusus mengurus lingkungan hidup. Perlahan-lahan segala upaya di lakukan oleh pemerintah untuk mengatur warganya dalam berperilaku terhadap lingkungan. Mulai dengan mempersiapkan hukum dan undang-undang tentang pemanfaatan hasil sumber daya alam hingga membuat aturan tegas berupa sanksi-sanksi terhadap para pelanggarnya. Namun semua itu nampaknya hanya sebagai lukisan yang tergantung di ruang makan saja.

Berbicara tentang kerusakan lingkungan, seringkali yang justru menjadi kambing hitamnya adalah masyarakat tradisional yang lahir dan tinggal di sekitar lingkungan itu sendiri. Sebagai contoh permasalahan yang terjadi pada masyarakat stren kali. mereka cenderung menjadi tertuduh, ketika air sungai menjadi kotor akibat banyaknya sampah rumah tangga. Padahal kalau mau di pikir ulang tidak semua sampah dan limbah yang mengalir kesungai akibat dari pembuangan sampah masyarakat stren kali.

Memang fakta yang ada, berdirinya gubuk-gubuk liar di pinggir sungai cukup menggangu keindahan kota. Bahkan juga sering menjadi pemicu munculnya permasalahan sosial lain, seperti munculnya tempat-tempat prostitusi liar murahan di sepanjang bantaran sungai.

Tapi yang juga harus di ingat apakah para pengusaha kita juga sudah mempunyai kesadaran dengan tidak membuang limbah industrinya ke sungai secara langsung? bukannya berburuk sangka. Tapi tentunya juga harus meningkatkan kewaspadaan kita, jangan-jangan secara diam-diam mereka mengalirkan limbahnya melalui pipa yang tertanam langsung ke sungai. Kalau itu benar terjadi berapa banyak pabrik dan berapa volume limbah yang menggelontor sungai? padahal hampir bisa di pastikan semua pabrik beroperasi dengan menggunakan bahan-bahan kimia.

Kembali kemasyarakat stren kali, sering kali kita mendengar upaya dari pemerintah untuk menertibkan gubuk-gubuk liar. Benarkah di tertibkan? rasanya yang ada kok mereka di gusur begitu saja, setelah itu di biarkan. Padahal kalau kita mau belajar lebih arif, bukankah akan lebih baik jika pemerintah daerah juga fokus pada pembangunan stren kali, artinya bukan menggusur namun mengatur. Dengan kata lain merubah kebijakan pemerintah sendiri untuk mendorong perubahan sikap pada masyarakat stren kali.

Perubahan tata kota yang bisa di lakukan salah satunya dengan memasang lampu penerangan di sepanjang bantaran sungai yang memungkinkan berdiri gubuk-gubuk liar, tentu akan dapat menurangi potensi masalah sosial. Supaya tidak terkesan liar tentu saja pemerintah daerah harus melegalkan rumah-rumah tersebut dengan satu syarat rumah yang didirikan di pinggir sungai harus menghadap kesungai bukannya seperti sekarang ini di mana rumah-rumah selalu membelakangi sungai hingga berpotensi menambah sampah sungai. Ini berkaitan dengan budaya masyarakat kita yang cenderung memandang sungai sebagai saluran pembuangan.

Disamping itu pemerintah daerah juga harus terus mengoptimalisasi pemanfaatan sungai sebagai sarana transportasi dan rekreasi. Sebuah pelajaran berharga dari masyarakat luarnegeri yang begitu sukses memanfaatkan sungai mulai sejak dulu. padahal kalau kita mau jujur justru kita mngalami kemunduran jika berkaca pada sejarah. Lada jaman mojopahit begitu dominan transportasi melalui sungai. Lebih gampang lagi ketika kita mendengar langgam keroncong ciptaan Sang Maestro Gesang dengan Bengawan Solo nya. betapa indah.





Lanjut......

Gratis kotak @ ShoutMix
 

PILIHAN UTAMA